1. Mengeluh tentang pekerjaan, teman kerja, atau bos.
Bercerita hal-hal negatif di media sosial tentang pekerjaan Anda adalah hal yang sangat merugikan Anda sendiri. Contoh yang sering dilakukan tanpa sadar adalah mengungkapkan betapa bosannya Anda bekerja di sana atau lelah karena pekerjaan Anda.
2. Terlalu banyak menyebarkan informasi
Anda harus tahu batasan dunia personal dan digital Anda. Masalah pribadi sebaiknya disimpan saja sendiri atau dalam pembicaraan dengan orang-orang terdekat Anda.
3. Posting acara hangout/pesta
Sebenarnya tidak masalah mem-posting acara nongkrong menyenangkan Anda dan teman-teman. Tapi, jika Anda terlihat mabuk-mabukan (atau mungkin teman Anda yang mabuk), penerima kerja bisa ragu untuk mempekerjakan Anda.
4. Menyebarkan pembicaraan kontroversial
Sebenarnya boleh kok Anda beropini tentang banyak hal. Tapi Anda perlu berhati-hati jika itu berhubungan dengan agama, ras dan politik. Jika opini Anda terlalu ‘menyerang’ atau sangat offensive, sebaiknya tidak perlu disebar-sebarkan.
5. Terlalu emosional
Mengungkapkan perasaan negatif atau rasa marah berlebihan tentang apapun di media sosial juga bisa membuat pembacanya merasa Anda memang orang yang selalu negatif dan tidak menyenangkan diajak bekerjasama.
6. Terlalu agresif menjalin hubungan demi pekerjaan atau interview
LinkedIn dan Twitter adalah tempat yang baik untuk menjalin hubungan professional. Tapi, berulang kali mengirim lamaran pekerjaan justru membuat pencari kerja malas memanggil Anda wawancara. Gunakan sosial media untuk memulai pembicaraan seperti: meminta saran, bukan memohon pekerjaan.
7. Bercerita tentang aktivitas ilegal
Ingatlah, segala sesuatu yang melanggar aturan tidak baik dibagikan di media sosial Anda. Bahkan jika Anda hanya sekadar gurau tentang hal itu. Ini mencerminkan Anda tidak bisa berada dalam sistem dan tidak suka kompromi.*